Home » » “Orang seperti kita tidak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi. Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati (Sang Pemimpi – Andrea Hirata)”

“Orang seperti kita tidak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi. Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati (Sang Pemimpi – Andrea Hirata)”

Mungkin kita telah membaca berpuluh-puluh kali kalimat di atas. Coba ketikkan nama Andrea Hirata pada salah satu internet search engine yang anda pakai, selanjutnya akan muncul berbagai link yang akan membawa anda ke tetralogi Laskar Pelangi yang sejak beberapa bulan terakhir telah menjadi karya tulis best seller yang saat ini bahkan sedang dialihbahasakan ke beberapa bahasa di luar Bahasa Indonesia. Ya … mungkin prestasi ini merupakan salah satu alasan yang membuatku begitu appreciate pada sang penulis. Namun, lebih dari itu dan lepas dari apakah tetralogi ini kisah nyata atau bukan, gelegak inspirasi yang digugah oleh Laskar Pelangi-lah yang pantas dikatakan fenomenal. Di sini Andrea menceritakan sebuah dongeng tentang mimpi yang luar biasa, tentang kekuatan mimpi, tentang kekuatan pikiran – the power of minds -, tentang tokoh-tokoh yang tidak begitu saja “nrimo” pada status quo dalam mengejar mimpi yang kelihatannya mustahil.

Mimpi? Ya, .. mungkin pada saat kita terlelap, mimpi hanyalah bunga tidur. Namun jika mimpi tersebut muncul pada saat kita terjaga, mimpi bisa menjadi sebuah kunci pembuka sebuah transformasi indah menuju pencapaian legenda seseorang. Banyak sekali contoh tokoh dunia mengubah sejarah dengan mengawalinya dari mimpi. How?

Pada saat dilahirkan ke dunia, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dengan akal pikiran sebagai pembeda dari makhluk lain. Dalam hal ini, akal pikiran dapat berfungsi sebagai pusat dari kehidupan seseorang, sebagai magnet yang menarik apa yang ada di sekitarnya. Ketika pikiran kita mempercayai sesuatu, lingkungan sekitar kita akan bermetamorfosa mendukung apa yang kita percayai. Ketika kita bermimpi tentang sesuatu yang hendak kita capai, secara otomatis, unbelievable dan luar biasa, kehidupan akan mengatur jalan pencapaiannya bagi kita. Banyak bukti riil sederhana tentang kekuatan pikiran ini, misal: percayakah anda jika ada yang berkata bahwa sugesti bisa menjadi obat yang mujarab bagi sakit seseorang? Atau … ambil sebatang baja sepanjang 100 m dengan diameter dan ketebalan, katakan 10 cm x 10 cm. Ketika baja tersebut diletakkan di atas lantai, niscaya dengan mudahnya kita akan berjalan di atasnya dari ujung ke ujung tanpa kita jatuh menyentuh lantai. Namun seandainya baja tersebut dibentangkan di atas jurang, yakinkah anda? Umumnya sugesti jatuh akan amat sangat menyulitkan dan membebani pikiran kita.

Lalu mengapa tidak jarang kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan? Dalam hal ini, tentunya akal pikiran tidak bisa dipisahkan dari hati. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa sering sekali peran hati lebih mendominasi dibanding pikiran, sehingga penyelarasan di antara keduanya menjadi sebuah keharusan. Ketika kita ingin sukses, hati harus yakin, tidak boleh ragu-ragu apalagi takut. Dengan pondasi yang kuat, otomatis mindset kita menjadi bangun pikiran yang fokus, kuat, dinamis, optimis, dan tahan banting. Saat kita gagal, kegagalan tersebut justru akan menjadi pemicu meruapnya ide-ide dari sudut pandang yang berbeda terhadap masalah yang sebelumnya telah menyebabkan kegagalan tersebut. Thus, jika kita selalu optimis dalam menghadapi persoalan, tanpa kita sadari kita sedang mengarahkan energi ke arah apa yang kita hadapi, ke arah kesuksesan. Sebaliknya, ketika hati kita sejak awal sudah meragukan diri kita sendiri, tentunya magnet pikiran tidak akan berfungsi.

So, tunggu apalagi? Bermimpilah. Jika anda belum tahu caranya bermimpi, sempatkan diri untuk membaca Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor (saat catatan ini ditulis, Maryamah Karpov belum diterbitkan).

0 komentar:

Posting Komentar

Donasi Kepada Penulis